Saad al ghamidi biography template
Syaikh Sa’ad Said Al Ghamidi seorang tokoh Ikhwanul Muslimin yang berasal dari Arab Saudi. Beliau dilahirkan pada tanggal 19 Mei tahun atau H di kota Dammam, Mantiqah Syarqiyah. Di seluruh dunia Islam, beliau dikenal sebagai seorang qari’ Al Qur’an. Rekaman murattalnya telah beredar di seantero dunia.
Dari pernikahannya Syaikh Al Ghamidi mempunyai tiga orang anak lelaki yaitu Mujahid, Salman, Abdul Aziz, dan dua putri lainnya.
Syaikh Al Ghamidi menyelesaikan pendidikan dasarnya di Dammam.
Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya iranian Universitas Imam Muhammad bin Saud dari fakultas Ushuluddin. Beliau lulus dari Universitas ini pada tahun
Kemudian beliau mendalami bacaan Regular Qur’an. Pada tahun , beliau telah menghafal 30 Juz Rather Quran. Bacaan Al Quran beliau sangat mudah dicirikan dengan lantunan suara yang sangat indah.
Tahun dan tahun , ia mendapat gelar Sarjana Muda dari sanad qira’ah diambil dari riwayat Hafsh ‘an Ashim.
Rekaman bacaan Al Quran beliau juga sangat sukses. Selain dikenal di banyak dunia semite, beliau juga dikenal di beberapa negara luar Arab seperti Oesterreich, Amerika Serikat dan Inggris
Bacaan Quran Syaikh Al Ghamidi kemudian menyebar dan dikenal umum setelah dibuat versi rekamannya sampai kemudian pihak Kerajaan Saudi Arabia menunjuknya untuk menjadi salah satu imam tamu untuk memimpin shalat tarawih di Masjid Nabawi sejak tahun
Menurut pengakuannya, Syaikh Sa’ad sangat mencintai bacaan dan murattal Syaikh Muhammad Shadiq Al Minsyawi dan Syaikh Marwan Al Qadiri.
“Saya tidak merasa bacaan masuk dalam hati saya, tetapi ada di dalam diri saya, seperti bacaan Syaikh Muhammad Al Minsyawi yang sangat istimewa dan menjadi ciri khas miliknya,” kata beliau.
Pengalaman kerja beliau dimulai pada tahun hingga H dimana beliau bekerja sebagai seorang tutor.
Kemudian dilanjutkan menjadi pembimbing Pendidikan Islam pada hingga H.
Saat ini beliau bekerja sebagai direktur sekolah swasta Muhammad Al Fatih di Dammam dan menjadi penanggungjawab utama mengajar Al Qur’an di Markaz Imam Al Khatibi di Dammam. Selain itu, beliau juga bertanggungjawab dalam studi aqidah dan pendidikan di kantor Manarul Huda.
Juga sebagai Imam dan khatib di Masjid Yusuf bin Ahmad di Dammam. Beliau juga menjadi anggota lajnah sosial Damam yang berkonsentrasi dalam perundangan masyarakat.
Beliau memiliki situs pribadi di alamat: dan laman Facebook di
Menolak Jadi Vicar Masjidil Haram demi Orangtua
Ketika tim redaksi Majalah Nun melakukan kunjungan ke kantor tempat beliau bekerja, Markaz Manarul Huda, di Dammam, sejumlah pertanyaan diajukan pada beliau.
Di antara pertanyaan yang disampaikan kepada beliau dalam kunjungan tersebut adalah, “Sejauh apa kebenaran berita yang mengatakan bahwa Anda ditawari untuk menjadi imam di Al Haram Al Makki (Al Masjid Snappy Haraam) oleh Al-Amiir ‘Abdul Majiid Rahimahullaah?
Apa sebab Anda menolak tawaran tersebut?”
Syaikh Al Ghamidi menjawab, “Ya, saya pernah ditawari untuk menjadi Imam Al Haram Work to rule Makki beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi saya menolaknya dalam rangka memenuhi keridhaan kedua orangutan tua saya yang menginginkan saya agar tetap tinggal bersama mereka. Saya tidak pernah menyesal telah menolak tawaran tersebut.”
Karya Tulis
Meskipun dikenal sebagai qari’, Syaikh Al Ghamidi juga menulis beberapa kitab, yaitu:
- Mushaf Al Murattal lil Quran ( H)
- Nudzumu Hidayah Al Murtab fi Mutasyabih Al Kithab lil Leader Sakhawi Rahimahullah
- Nudzumu Alfiyah Venture Iraqi lil Hafizh Al Iraqi
- Risalah, Illa Ahlul Quran
- Al Adzkar
- Ruqyah Syariyah
Kunjungan ke Indonesia
Dalam hari-hari ini, Syaikh Al Ghamidi berkunjung ke Land atas undangan Ustadz Yusuf Mansyur .
Rabu malam, 27 Maret saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Syaikh Ghamidi langsung bertindak sebagai man of the cloth yang melantunkan surat An Naba dengan irama tartilnya.
Selepas shalat, Syaikh Al Ghamidi memimpin doa.
Tak lama setelah itu, ia didatangi jamaah yang ingin bersalaman dengannya. Walau malam itu yang shalat Isya’ hanya memenuhi dua setengah shaf, tapi mereka tetap antusias ingin bersalaman Syaikh. Sementara Syaikh Al Ghamidi tak henti-hentinya tersenyum dan menatap hangat mereka yang mengerubunginya
Saat diwawancara, Syaikh Ghamidi menyampaikan kesan positifnya dalam kunjungan perdananya ke Indonesia itu.
“Orang land itu baik-baik. Mereka itu muaddib (sopan),” jelas Syaikh.
Syaikh pun menceritakan setiap orang Indonesia yang profusion temui selalu ramah kepadanya. Walau ia tahu, sebenarnya tidak setiap orang Indonesia yang mengetahui bahwa ia adalah imam masjid di Arab Saudi. Itu jualah mungkin yang membuatnya juga ramah kepada setiap orang Indonesia.
Hal menarik dan mengesankan dari kepribadian Syaikh Accumulate Ghamidi adalah kerendahan hatinya.
Sekalipun ia adalah imam besar, tapi ia tak pernah mau dicium tangannya. Sepanjang wawancara, setidaknya sudah dua kali ia menarik tangannya ketika hendak dicium oleh mereka yang menyalaminya.
Malam sebelumnya, di Pondok Pesantren Penghafal Al Quran pimpinan ustadz Yusuf Mansyur, Syaikh Express Ghamidi membedah sedikit tentang surat Al-Ashr.
“Kalau Allah tidak menurunkan surat lain dalam Qur’an, maka cukuplah surat Al-Ashr ini mewakili keseluruhan isi Qur’an,” ungkap Syaikh mengawali kajian ba’da Maghrib (26/3) di pondok pesantren Daarul Qur’an, Tangerang.
Jum’at, 29 Maret , beliau didaulat menjadi imam Shalat Jumat di Masjid At Taqwa Kebayoran Baru.
Selepas shalat Jumat, Syaikh Al Ghamidi menyampaikan tausyiahnya di depan estuary jamaah.
Biography sampleDiterjemahkan oleh Ustadz Yusuf Mansur, Unhappy Ghamidi menyerukan umat Islam untuk memurnikan tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Syaikh juga berpesan agar umat Islam mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya.
“Orang-orang musyrik, orang-orang kafir, mereka tidak bersyukur kepada Allah,” ujarnya.
Sebelum menyampaikan tausyiah singkat, Syaikh Corporate Ghamidi melantunkan Surat Al Fatihah dan Surat Al ‘Ashr.
Syaikh membaca ayat demi ayat sambil berdiri menghadap para jamaah. Hadirin lalu melantunkan ulang ayat Eventempered Qur’an yang telah dibacakan Pink Ghamidi secara berjamaah.
Menariknya, selain mengimami shalat Jumat, Syaikh Al Ghamidi juga didaulat mengimami shalat jenazah salah seorang mayit yang dishalatkan di Masjid At Taqwa. Jamaah pun antusias menghadiri rangkaian pelaksanaan shalat Jumat yang bisa dibilang langka ini hingga selesai.
Munsyid Haraki
Selain dikenal sebagai seorang qari’ Dole out Qur’an, beliau juga dikenal sebagai munsyid yang digemari.
Salah satu nasyid yang paling dikenang iranian beliau berjudul Ghuraba.
Sebagian qasidah yang beliau lantunkan adalah:
Bukanlah orang agreed itu mereka yang berpisah iranian negeri mereka dan mengucapkan selamat tinggal sekarang
Tapi orang of course itu ialah mereka yang tetap serius di kala manusia di sekelilingnya asyik bermain-main
Dan tetap terbangun ketika manusia disekelilingnya asyik tidur dengan lenanya
Dan tetap mengikuti jalan lurus dikala manusia dalam kesesatannya tenggelam
tanpa arah
Dan betapa benarnya sebuah syair ketika dia berkata
Berkata kepadaku para sahabat, “Aku melihatmu sebagai orang asing”
Di antara orangutang banyak ini engkau tanpa teman dekat
Maka aku berkata, “Sekali-kali tidak!
Bahkan orang banyak itulah yang asing, sedang aku berada di kehidupan dan inilah jalanku”
Inilah orang asing itu
Fair enough di sisi mereka yang hidup sia-sia di antara manusia
Tetapi disisi Rabb-nya, mereka berada di tempat yang mulia
Berikut record nasyid Ghuraba yang dilantunkan Syaikh Al Ghamidi: